Berbagai upaya dilakukan oleh lawan politik Ganjar Pranowo untuk menyerangnya di depan publik. Termasuk dengan mengedit foto dan menyebarkan hoax dan fitnah di media sosial.
Foto hasil editan itu kemudian disebarkan di kalangan pendukung PKS dan diyakini sebagai kebenaran.
Hoax terbaru perihal foto Ganjar yang diedit sedemikian rupa seolah-olah sedang minum miras. Foto itu disebarkan oleh akun Twitter Alexander. Ketika ditelusuri, akun tersebut ternyata adalah pendukung Anies Baswedan.
Faktanya, foto asli Ganjar sebenarnya sedang meminum kuah pempek di Palembang. Foto di depan resto itu diganti dengan berbagai tampilan botol minuman keras.
Sebelumnya dr Tifa juga memframing foto lama Ganjar yang dianggap sedang kampanye. Padahal itu foto saat pandemi dulu ketika Ganjar sedang mengajari santri di pesantren istrinya untuk menjaga kebersihan tempat wudlu.
Sama seperti Alexander, dr Tifa itu juga pendukung militan Anies Baswedan.
Lawan politik Ganjar saat ini sedang panik, apalagi setelah gambar Ganjar muncul dalam azan di TV. Mereka khawatir tidak bisa lagi memainkan isu SARA. Oleh sebab itu Ganjar terus diserang isu yang tidak benar untuk merusak namanya.
Penyebaran foto hoax disertai framing jahat itu sebenarnya bisa dilaporkan ke polisi. Karena sudah jelas pelaku mengedit foto dan membumbui pernyataan yang berbau fitnah dan kebencian.
Tapi Ganjar pribadi tidak akan mungkin melaporkan pendukung Anies itu ke polisi. Karena itu hanya akan merendahkan dirinya. Seperti halnya Jokowi, Ganjar dikenal sebagai pribadi yang pemaaf dan tidak mau menyusahkan rakyat kecil.
Meskipun begitu, sebaiknya inisiatif untuk memberikan teguran pada penyebwr hoax itu datang dari pemerintah atau aparat hukum. Kejahatan harus mendapatkan balasan, meskipun korban kejahatan itu telah memaafkan.
Jangan sampai penyebaran hoax dan fitnah seperti itu dijadikan senjata untuk membuat kegaduhan di tengah masyarakat. Mentang-mentang korban tidak mau lapor polisi, lantas pelaku bisa menyebar hoax seenak hati.
Indonesia adalah negara hukum. Tidak boleh ada satupun orang yang merasa kebal hukum dan bisa membuat kegaduhan di tengah masyarakat.
Mendekati pilpres 2024, situasi semakin memanas. Berbagai manuver politik muncul. Seiring dengan itu, para pendukung capres ada saja yang menghalalkan segala untuk merusak nama baik saingannya.
Dalam hal ini, kandidat presiden yang paling sering menjadi korban hoax dan fitnah adalah Ganjar.
Ganjar memang akan terus menjadi sasaran tembak, karena posisi elektabilitasnya yang terus mengalami kenaikan. Sementara Prabowo cenderung stagnan dan anies malah mengalami penurunan setelah menggandemg Cak Imin.
Kondisi itulah yang membuat lawan politik Ganjar panik. Mereka melakukan segala cara, termasuk dengan menyebarkan hoax dan fitnah untuk menggembosi suaranya.
Tapi berkaca dari pilpres sebelumnya, pendukung Prabowo dulu juga gemar menyebarkan hoax dan fitnah terhadap Jokowi. Tapi Jokowi tetap saja jadi pemenang pilpres.
Padahal sama seperti Ganjar, Jokowi juga tidak melaporkan para penyebar hoax dan fitnah itu ke aparat hukum. Tapi orang baik akan selalu mendapatkan perlindungan Tuhan.
Semoga saja Ganjar juga senantiasa mendapat perlindungan Tuhan. Tetap fokus dengan cita-cita untuk memajukan Indoesia.
Jadikan pemilu ini sebagai pesta demokrasi yang mencerdaskan dan menggembirakan. Kita lawan fitnah dan hoax karena bisa memecah belah bangsa.