Sudah pernah saya bilang, inilah Pilpres terumit yang pernah saya alami. Kalau Pilpres 2014 dan 2019 itu kita mudah mengidentifikasi lawan politik, yaitu kelompok yang memainkan agama sebagai kendaraan politik. Untuk 2024 ini, strategi lawan politik betul-betul diubah oleh mereka. Mereka memainkan strategi kuda troya, yaitu memasukkan virus ke dalam sarang pertahanan, kemudian membuat barisan pertahanan jadi kocar kacir.
Beberapa bulan lalu, bahkan selisih antara Prabowo dan Ganjar ketika head to head berkisar sekitar 11 persen. Hampir semua orang sudah meramalkan bahwa Prabowo sudah pasti menang, karena tidak mungkin selisih 11 persen itu akan terkejar.
Bahkan hasil survei juga menggambarkan generasi Z dan milenial itu mendukung Prabowo, padahal secara logika gak mungkin generasi Z dan milenial itu mendukung Prabowo, selain Prabowo itu adalah generasi “bapak gue” – bahkan bisa dibilang generasi “kakek gue” – pemikiran Prabowo itu masih old school sekali. Dia masih berbicara alat pertahanan seperti tank, pesawat tempur, tapi sama sekali tidak menyentuh pertahanan yang sesuai dengan anak muda seperti cyber security. Tapi menarik melihat pada waktu itu generasi Z dan milenial itu kok malah mendukung Prabowo? Ini yang sempat mengherankan saya.
Karena hasil selisih 11 persen itu, beberapa partai yang awalnya mendukung Ganjar mendadak berbelok dan mendukung Prabowo. Bahkan saya mendengar salah satu ketua partai bilang, “hanya mukjizat yang bikin Ganjar bisa kalahkan Prabowo”. Malah yang tambah menarik, saya mendengar kalau pak Jokowi saja sempat tidak percaya kalau Ganjar bisa menang jika melihat hasil survei selisih antara Ganjar dan Prabowo yang begitu besar.
Isu-isu bertebaran saat itu, tetapi kenyataan yang saya lihat memang ada perpindahan besar-besaran dari pendukung Jokowi ke Prabowo, orang yang dulu tahun 2019 mereka lawan. Dan puncaknya terjadi ketika Budiman Sudjatmiko akhirnya merapat ke Prabowo, yang membuat banyak orang kaget dan bingung.
Tapi yang membuat saya tertarik sebenarnya bukan itu. Saya tertarik melihat mental petarung pendukung Ganjar, yang bukannya melemah ketika melihat kenyataan itu, bahkan semakin bertambah kuat. Militansi pendukung Ganjar yang sebagian besar dulu adalah pendukung Jokowi, benar-benar terbukti, persis seperti militansi ketika mereka memenangkan Jokowi di 2014 dan 2019.
Semangat petarung itulah yang dibutuhkan, yang membuktikan bahwa pendukung Ganjar bukanlah pendukung bermental tempe. Mereka seperti banteng ketaton yang ketika terluka bukannya semakin lemah, tapi malah semakin mengganas. Mereka mengisi ruang-ruang udara dengan konten-konten mereka yang sama sekali tidak menunjukkan bahwa mereka akan kalah.
Lalu, yang disebut mukjizat itu terjadi. Hasil survei Ganjar naik terus bahkan bukan hanya naik, tetapi meroket. Selisih antara Ganjar dan Prabowo ketika head to head yang tadinya besar banget di angka 11 persen, tiba-tiba mengecil menjadi 2-3 persen.
Prabowo yang biasanya hasil surveinya setiap bulan naik, mendadak stagnan, gak bergerak, kalaupun naik tipis banget. Kalau Anies sih gak usah dihitung ya, dia turun terus kayak kambing jatuh ke jurang. Tetapi Ganjar dengan semangat pendukungnya yang militan, malah terus menanjak seperti seorang pembalap dengan gas mentok dan gak berpikir apapun kecuali menang. Bahkan kalau disurvei dengan 3 paslon antara Ganjar, Prabowo dan Anies, survei Ganjar sudah paling tinggi. Hebat banget, banyak orang yang tadinya meremehkan mendadak sekarang menjadi kagum luar biasa.
Gak mudah rebound seperti itu, apalagi dalam posisi seolah pak Jokowi yang tingkat kepuasannya di atas 80 persen itu seperti mendukung Prabowo. Ganjar membuktikan teori itu salah dan membalikkannya semudah kedipan mata. Apalagi tingkat dikenalnya Ganjar di publik masih di angka 80 persenan, yang berarti masih banyak masyarakat yang belum mengenal siapa Ganjar. Para pengamat mengatakan, kalau tingkat dikenalnya Ganjar di publik sama dengan Prabowo dan Anies yang sudah mentok di angka 95 persen, secara hitung-hitungan Ganjar akan menang.
Saya harus angkat secangkir kopi buat militansi para relawan Ganjar. Kalian luar biasa. Salut. Tapi yang harus kita ingat, jangan berpuas diri sampai nanti garis finish kita lewati. Terus gerak, kenalkan Ganjar ke masyarakat, bahwa kita punya pemimpin yang akan meneruskan tongkat estafet Jokowi, yang punya visi dan misi besar seperti Jokowi, yang mengerti kebutuhan anak-anak kita nanti, yang akan membuka lapangan pekerjaan baru di era ekonomi baru yang berbasis teknologi.
Kita tidak butuh pemimpin halu yang hanya sibuk merayu masyarakat dengan makan gratis dan BBM gratis. Itu BOHONG SEMUA!
Kita ini bangsa petarung, bukan bangsa gratisan. Kita ini bangsa pemenang, bukan bangsa pecundang. Dan itu bisa kita dapatkan kalau kita punya pemimpin yang tahu bagaimana peta masa depan.