SAYA TIDAK MUNDUR ATAU DIBERHENTIKAN COKRO TV

Kalau Anda sekarang jarang melihat saya muncul di Cokro TV, jangan heran.

Saya sih masih jadi host di channel ini.

Saya tidak diberhentikan oleh manajemen Cokro TV.

Saya masih ada, tapi frekuensi kehadiran saya memang sangat berkurang.

Semula saya tampil umumnya lima kali seminggu.

Sekarang, jadwal saya dalam keadaaan normal hanya dua kali seminggu.

Ada seorang youtuber yang bilang saya ditekan oleh manajemen Cokro TV sehingga saya harus berhenti dari kanal yang saya ikut bangun ini.

Ini nggak benar ya.

Saya mengurangi frekuensi kemunculan karena pilihan saya sendiri.

Saya memilih mengembangkan sebuah channel Youtube sendiri, dari nol lagi.

Channel itu sudah mulai beroperasi, dengan nama @AdeArmandoOfficial.

Pandangan-pandangan politik dan keagamaan saya, saya tuangkan di channel tersebut.

Tapi sebelum saya lebih jauh mempromosikan channel baru itu, saya jelaskan dulu posisi saya di Cokro TV.

Saya mengurangi kemunculan saya di Cokro TV karena garis politik yang saya ambil.

Cokro TV adalah sebuah kanal Youtube yang secara politik liberal.

Di sini ada beragam host yang bicara dengan perspektif yang berbeda-beda.

Yang menyatukan host-host di Cokro TV adalah keinginan untuk mencerahkan bangsa Indonesia untuk berpikir secara rasional, bebas, kritis, terbuka, pro pluralisme, anti korupsi, pro demokrasi.

Secara politik, dukungan itu diterjemahkan dalam dukungan Cokro TV pada Presiden Jokowi.

Dukungan itu datang dari hati nurani masing-masing host, tanpa tekanan.

Baik host yang lama, seperti saya, Denny Siregar, Eko Kuntadhi, Nong Darol Mahmada, Guntur Romli, Syafiq Hasyim, Rizka Putri Abner maupun host-host yang lebih baru, punya kesamaan dukungan terhadap Presiden Jokowi.

Loud and clear. Jelas tegas.

Persoalan mulai muncul bagi saya di tahun menjelang Pemilu 2024 ini.

Anda tentu juga dapat melihat bahwa host-host Cokro TV mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres.

Lagi-lagi ini tidak ada arahan dari manajemen Cokro.

Ini terjadi secara alamiah, secara natural.

Saya pun semula adalah anggota Dewan Pembina salah satu organisasi relawan pendukung Ganjar.

Namanya Ganjarian Spartan yang diketuai host Cokro juga, Guntur Romli.

Saya adalah pendukung Ganjar dan menganggap Ganjar adalah kandidat terbaik di antara tiga pilihan yang ada.

Tapi ada satu persoalan yang menyebabkan saya berbeda dengan sebagian teman-teman saya di Cokro.

Mengikuti apa yang terjadi, saya khawatir bahwa Ganjar akan menurun suaranya dan mungkin sekali akhirnya kalah, bukan karena dirinya melainkan karena PDIP.

Saya menganggap ada banyak persoalan dengan PDIP yang menyebabkan simpati masyarakat terhadap Ganjar berkurang.

Dan saya secara terbuka menyampaikannya kepada publik melalui video-video saya di Cokro.

Saya merasa wajib menyampaikannya sebagai peringatan.

Saya khawatir kalau PDIP tidak mengubah sikapnya, suara dukungan Ganjar akan terus merosot.

Tapi rupanya kritik semacam ini tidak bisa diterima dengan hati terbuka oleh PDIP.

Mereka marah dan menyerang saya.

Bahkan ada seorang Youtuber sekaligus fans berat PDIP yang menyebarkan fitnah bahwa saya memfitnah Megawati.

Dia bilang, PDIP sudah menuntut saya untuk minta maaf, tapi saya menolak minta maaf.

Fitnah yang mana, tidak dia jelaskan.

Saya sendiri merasa tidak pernah memfitnah Megawati.

Saya mungkin mengeritik Megawati karena dia misalnya senang memanggil Ganjar dengan istilah petugas partai.

Menurut saya, sikap semacam itu menjatuhkan kewibawaan Ganjar.

Tapi itu kan kritik biasa. Dari mana fitnahnya?

Masak saya harus minta maaf karena mengeritik yang jelas landasan argumennya?

Anyway, yang penting, saya memang tidak segan-segan mengeritik Megawati kalau saya anggap itu akan merusak peluang Ganjar menang.

Tapi, seperti yang saya bilang, pasukan PDIP menyerang saya kanan-kiri.

Sampai pada titik, saya melihat sikap saya ini jadinya merugikan Cokro TV dan Ganjarian.

Karena saya adalah host Cokro TV, maka yang dimaki-maki adalah Cokro TV.

Manajemen Cokro TV dianggap tidak bisa mengendalikan saya.

Bahkan saya kuatir yang diserang pun termasuk teman-teman saya seperti Denny Siregar, Eko, Guntur, Nong dan yang lainnya.

Padahal sikap mereka sama sekali berbeda dengan saya.

Karena itulah saya berbicara dengan pimpinan Cokro TV.

Kami bersepakat bahwa frekuensi kemunculan saya di Cokro TV akan dikurangi.

Sama sekali tidak ada tekanan, sama sekali tidak ada paksaan.

Saya juga akan menghentikan komentar-komentar politik saya di Cokro TV.

Karena itu saya hanya akan muncul maksimal dua kali dalam seminggu di Cokro TV.

Dalam dua kali penampilan itu pun saya akan lebih menampilkan advokasi terhadap kasus-kasus yang saya peroleh dari pengaduan dan keluhan masyarakat yang datang ke saya atau yang saya tangkap di media massa dan media sosial.

Misalnya saja soal diingkarinya hak-hak pemilik apartemen, atau fraud asuransi, atau terancamnya vihara pelarangan pemilikan tanah oleh etnis Tionghoa di daerah tertentu, atau pelarangan gereja dan semacamnya.

Jadi saya membatasi video saya di Cokro karena saya tidak ingin pandangan pandangan personal saya itu berdampak buruk pada Cokro TV.

Mudah-mudahan advokasi isu-isu publik akan lebih aman dan bisa membawa manfaat bagi masyarakat yang terdampak.

Selain itu saya juga tidak ingin sikap saya ini berdampak pada organisasi relawan Ganjarian Spartan.

Saya kan adalah salah seorang anggota Dewan Pembina Ganjarian.

Ternyata sikap saya yang menyerang PDIP itu dianggap sebagai serangan saya pada Ganjar.

Karena itu saya rasa jalan terbaik adalah saya mengundurkan diri dari Ganjarian.

Sebetulnya keputusan mengundurkan diri ini sudah dilakukan beberapa waktu lalu.

Namun karena sejumlah pertimbangan, keputusan itu tidak diumumkan.

Sekarang saya secara terbuka menyatakan saya mundur dari Ganjarian.

Ini bukan karena saya berhenti mendukung Ganjar Pranowo, tapi karena saya merasa kehadiran saya di Ganjarian merugikan teman-teman di sana.

Mereka turut menjadi sasaran kemarahan, padahal yang bikin masalah saya.

Jadi saya mengurangi frekuensi kemunculan di Cokro TV, dan mengundurkan diri dari Ganjarian.

Namun ini tidak berarti saya akan berhenti bicara melalui kanal Youtube.

Sikap politik saya dan sikap keagamaan saya sekarang saya salurkan melalui kanal Youtube saya.

Namanya kembali saya ulang, @AdeArmandoOfficial.

Ini masih baru sekali. Baru ada dua video. Penontonnya cuma ratusan.

Di kanal itu, saya akan bicara soal sikap politik baik soal Jokowi, PDIP, soal pertarungan antar capres dan partai, soal PSI dan lain-lain.

Di situ saya juga akan memperkenalkan sikap keagamaan saya yang sering disebut liberal.

Kalau Anda adalah pendukung PDIP, atau kalau Anda fans Islam garis keras, saya harus peringatkan Anda bahwa mungkin akan tersinggung kalau memilih untuk menonton video-video saya.

Saya hanya bicara dengan orang yang menggunakan akal sehat.

Jadi kalau Anda berakal sehat dan biasa mendengarkan argument saya, silahkan mampir di kanal saya.

Komentar