Oleh: Denny Siregar
Saya dari kemarin menahan diri untuk tidak bicarakan tentang konvoi motor yang sedang promo khilafah oleh ormas bernama Khilafatul Muslimin. Bukannya apa-apa, saya sedang mengumpulkan informasi yang lengkap tentang siapa di balik konvoi ini, apa tujuan mereka, dan seberapa berbahayanya kelompok ini.
Sempat ada yang bilang ke saya, “Den, ormas Khilafatul Muslimin itu kelompok kecil, tidak berbahaya. Tidak seperti HTI dan FPI. Anggotanya juga awam dan bodoh-bodoh, jadi gak perlu terlalu diurusin.” Eit, nanti dulu. Sebelum berasumsi mari kita lihat dulu fakta-fakta yang saya dapat tentang mereka.
Ormas Khilafatul Muslimin ini berdiri tahun 1997 di Lampung. Sudah sangat lama dan dibiarkan karena, ya itu tadi, dianggap kecil dan tidak berbahaya. Mereka sekarang punya perwakilan di mana-mana, di banyak daerah di Indonesia. Target mereka adalah orang-orang awam yang pengen belajar agama untuk dicekoki tentang pemikiran perlu didirikannya negara agama berdasarkan kekhalifahan di Indonesia. Miriplah dengan HTI dan FPI, dengan baju yang berbeda. Pada prinsipnya, Indonesia ini akan dijadikan sebagai bagian dari negara khilafah dunia, dengan pusat kekhalifahan yang belum ditentukan mereka. Dari sini saja kita lihat fakta bahwa ideologi mereka bertentangan dengan ideologi negara kita yang menganut Pancasila.
Oke, itu fakta pertama. Fakta kedua adalah pimpinan ormas Khilafatul Muslimin ini adalah mantan teroris. Namanya Abdul Qadir Hasan Baraja. Dia mantan anggota NII dan salah satu pendiri Pesantren Ngruki. Dia ipar dari bapak teroris Indonesia, Abu Bakar Baasyir yang sudah berbaiat kepada ISIS. Sudah cukup berbahaya? Belum. Masih saya tambahkan.
Abdul Qadir Hasan Baraja ini pernah terlibat pemboman dan ditahan polisi 2 kali. Satu, dia ditahan selama 3 tahun karena kasus teror dan kedua, dia ditahan selama 13 tahun karena kasus bom di Jawa Timur dan di candi Borobudur. Dari fakta yang ada di pimpinan ormas Khilafatul Muslimin ini saja sudah kelihatan organisasi ini tujuannya ke mana. Mau sembunyi dengan pakai agama, tetap saja urusannya adalah politik dan kekuasaan dengan mengatasnamakan Islam.
Sudah kelihatan berbahaya? Belum lagi. Masih ada faktor yang paling mengerikan dari semua fakta-fakta yang saya berikan tadi.
Fokus dari ormas Khilafatul Muslimin ini adalah membesarkan organisasi mereka. Mereka mengisi ruang kosong karena HTI dan FPI sudah dilarang oleh pemerintah. Apa tujuan mereka kalau begitu? Karena ada tawaran dari organisasi teroris internasional dalam bentuk pendanaan untuk memperbesar diri mereka di Indonesia. Jaringan teroris internasional ini ingin membangun kelompok-kelompok militan di Indonesia, persis seperti yang mereka lakukan di Afrika dan Timur Tengah lewat Al Shaabab, Taliban, juga Boko Haram.
Keberhasilan Taliban menguasai Afghanistan menjadi inspirasi besar bahwa menguasai negara lewat ormas agama itu bisa terjadi. Dan pendanaan ini digerakkan di Indonesia lewat ormas-ormas lokal di Indonesia. Di FPI ada Munarman yang kemarin ditangkap polisi. Dan karena FPI sudah habis, maka aliran dana harus dialihkan ke ormas lainnya.
Karena itulah, ormas Khilafatul Muslimin melakukan konvoi serentak di beberapa daerah di Indonesia. Itu untuk menunjukkan kepada calon investor mereka, bahwa mereka besar dan ada. Konvoi itu sekaligus juga perekrutan anggota-anggota baru, supaya mereka semakin besar dan semakin besar mereka, semakin militan mereka, semakin ganas mereka, maka dana yang akan dikucurkan kepada mereka juga akan semakin besar.
Sudah paham bagaimana berbahayanya ormas seperti Khilafatul Muslimin ini kelak? Jangan pernah percaya ketika mereka bilang bahwa khilafah akan menyelesaikan semua masalah di Indonesia. Mulut mereka itu busuk, perilaku mereka itu munafik, dan kumpulan orang-orang bodoh itu, kelak ketika mereka semakin banyak, mereka akan menjadi kumpulan yang militan dan kejam. Persis seperti ormas-ormas teroris di luar sana yang kerjaannya menculik wanita dan anak perempuan untuk dijadikan budak atau untuk mendapatkan uang tebusan.
Negara harus hadir disini. Jangan lagi abai. Ormas Khilafatul Muslimin ini sudah ada lebih dari 30 tahun di Indonesia. Mereka itu terbuka, punya kantor perwakilan di daerah-daerah, tapi dibiarkan begitu saja. Jangan pernah kasih ruang sedikitpun ideologi lain selain Pancasila berkembang di sini.
Tangkap pimpinannya. Bubarkan dan larang organisasinya. Tirulah Singapura, yang punya Undang-Undang, siapapun yang mengancam keutuhan negara langsung dihajar dengan perlakuan yang berbeda. Indonesia jangan terlalu liberal dalam hal beginian. Demokrasi juga harus diatur, tidak boleh mengancam negara. DPR seharusnya mulai mengatur hal seperti ini, supaya polisi sebagai eksekutor hukum bisa bertindak tanpa harus gamang karena sibuk meneliti pasal apa yang harus diberikan kepada para pengusung ideologi khilafah ini.
Abdul Qadir Hasan Baraja pimpinan Khilafatul Muslimin, bukan ulama. Catat, dia bukan ulama. Dia teroris yang ingin mengubah ideologi negara.