DAFTAR PENCERAMAH AGAMA YANG HARUS DIHINDARI

Oleh: Ade Armando

Saat ini ada daftar nama penceramah intoleran dan radikal yang harus dihindari.

Entah siapa yang membuat daftar ini. Tapi, terlepas dari siapa yang memproduksinya, isinya layak sekali diperhatikan.

Uniknya yang pertama kali menyebarkan daftar ini adalah Felix Siauw. Melalui Instagramnya, Felix menulis bahwa beredar viral nama-nama penceramah radikal yang disarankan nggak boleh diundang dan didengar.

Felix juga menyertakan tangkapan layar dari WA yang memuat 10 nama teratas. Dalam daftar itu tertera nama Felix di urutan kedua. Di urutan pertama adalah Ismail Yusanto, juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia.

Felix mengomentari daftar itu dengan nada meremehkan. Dia bilang pada 2017 juga ada daftar semacam itu. Waktu itu dia juga ditempatkan di urutan kedua, di bawah Rizieq Shihab.

“Sekarang jadi nomor dua lagi,” tulisnya. “Kapan ya bisa nomor satu?”

Felix memang cerdik. Dia sedang berusaha membuat orang mengabaikan daftar itu dengan cara menjadikannya bahan olok-olok. Dia juga ingin mengatakan bahwa dia tidak takut. Padahal kalau dibaca, isi daftar nama itu layak sekali diperhatikan serius.

Kementerian Agama sudah menyatakan bahwa daftar itu bukan buatan mereka. Tapi saya yakin ini datang dari sumber yang layak dipercaya.

Daftar itu layak dijadikan panduan bagi siapapun yang mau menyelenggarakan pengajian, mengundang orang untuk menjadi penceramah Islam, dan juga hendak mengundang motivator.

Di antara 10 nama, yang mungkin sudah sangat populer adalah Felix, Abdul Somad, dan Ismail Yusanto. Tapi yang lain pun sebenarnya juga adalah orang-orang berpengaruh.

Layak juga dicatat, tidak semua nama yang tercantum adalah mereka yang dikenal sebagai penceramah radikal.

Sebagian dari nama yang disebut lazim tampil dengan gaya lembut dan seolah mencerahkan. Bukan hanya tipe ustaz yang memaki-maki. Namun justru karena itu daftar ini jadi penting.

Di dalamnya ada juga para penceramah yang intelek, berbicara dengan nada santun namun membawa muatan pesan yang membahayakan bangsa.

Hampir semua yang namanya tercantum adalah pimpinan dan aktivis Hizbut Tahrir Indonesia. Yang mungkin bukan HTI hanyalah Abdul Somad. Tapi yang lain, HTI, termasuk Felix Siauw.

Di situ ada ustaz Hafidz Abdurrahman, ustaz Fatih Karim, ustaz Yasin Munthohar, ustaz Fahmi Amhar, ustaz Farid Wajdi, ustaz Jamil Az Zaini, dan ustaz Irfan Abu Naveed.

Sebagian dari nama-nama ini penceramah dan motivator terkenal yang lazim diundang ke kantor-kantor dan lembaga strategis seperti BUMN dan TNI.

Salah satu yang paling populer adalah ustaz Fatih Karim. Dia ini rajin diundang memberi pengajian dan motivasi baik di BUMN maupun di perusahaan swasta.

Dia dikenal sebagai guru Felix Siauw. Lulusan UNPAD ini adalah founder dan CEO Cinta Quran.

Ada pula Prof Dr. Fahmi Amhar. Dia ini punya reputasi mengagumkan. Dia lulusan Fisika ITB, mendapat beasiswa dari Yayasan Sains Nasional Austria dan kuliah sampai memperoleh gelar doktor di Wina.

Dia pernah tinggal di Austria selama 10 tahun. Di Austria Fahmi, menjadi motor pengajian mahasiswa di KBRI. Fahmi memperoleh pengetahuan Islamnya dari kegemarannya membaca, berdiskusi, dan mengikuti kajian di berbagai tempat.

Dia setidaknya sudah menulis tiga buku tentang Islam. Dia sekarang menjadi dosen pascasarjana Universitas Paramadina, IPB, dan UNDIP. Dia juga menjadi peneliti di Badan Informasi dan Geospasial, dengan spesialisasi Penginderaan Jarak jauh. Pada 2011, dia memproleh gelar profesor dari LIPI.

Dia adalah aktivis HTI yang diterima menjadi penceramah bahkan di lembaga strategis seperti TNI. Dia misalnya diketahui memberi khotbah shalat Iduladha di Lapangan Perumahan TNI AU Curug Indah.

Dia dengan pintar menggabungkan pengetahuannya tentang sains dengan tafsiran Islamnya yang pro pada arti penting penegakan khilafah.

Lebih dari 100 lembaga pemerintah, swasta, pendidikan, dan LSM pernah mengikuti trainingnya dalam berbagai topik.

Salah seorang motivator yang juga termuat namanya adalah Jamil Azzaini. Melihat penampilannya, Jamil memang sama sekali tak terkesan radikal.

Dia hampir tak pernah menceramahkan agama dengan nada agresif. Tapi dia adalah aktivis HTI sejak lama. Bahkan dalam Konferensi Khilafah Internasional di Jakarta, pada 2007, Jamil membawakan doa penutup.

Jamil adalah CEO Kubik Leadership, komisaris di beberapa perusahaan, serta trainer di pelatihan kepemimpinan dan pengembangan diri banyak perusahaan besar ternama. Jamil sering diundang menjadi pembicara di banyak negara. Ia juga giat mengkader para trainer melalui Akademi Trainer, sebuah lembaga yang ia bentuk.

Kegemarannya melahirkan trainer membuat ia dipanggil sebagai mbahnya trainer. Ustaz lain adalah Yasin Muthohar, dari HTI Banten. Dia ini Pimpinan Ponpes Al-Abqary Serang Banten Pendekatan Yasin memang terkesan lebih keras.

Ketika HTI dibubarkan, dia misalnya menyatakan bahwa ormas Islam tidak perlu izin pemerintah. Legalitas ormas Islam datangnya dari Allah, katanya. Muthohar juga pernah menegaskan bahwa rezim Jokowi-JK telah menantang Allah. Adapun Farid Wajdi adalah Ketua DPP HTI.

Dialah yang menjadi saksi fakta ketika HTI menggugat keputusan pemerintah membubarkan HTI tahun 2018 lalu. Kalau yang radikal secara kasat mata adalah Irfan Abu Naveed. Aktivis HTI ini pernah menyatakan mereka yang menentang Khilafah, halal nyawanya. Seperti saya katakan, saya tidak tahu persis siapa yang menyusun daftar ini.

Namun apa yang disampaikannya sangat layak menjadi panduan. Masalahnya, upaya untuk mengubah Indonesia secara mendasar menjadi negara Islam terus dilakukan. Dan salah satu kekuatan yang aktif melakukannya adalah HTI.

Walau secara resmi tidak diakui lagi keberadaannya, HTI tetap menjalankan aksinya secara senyap. Mereka menyusup ke berbagai lembaga yang dianggap strategis, melalui apa yang disebut sebagai lajnah, alias komite atau panitia.

Setidaknya dikenal ada enam lajnah dalam HTI. Pertama, Lajnah Thalabun Nushrah yang tugasnya dikhususkan menyusup ke TNI/Polri. Kedua Lajnah Fa’aliyah, yang tugasnya menyusup ke lembaga-lembaga negara, partai politik, dan ormas Islam.

Ketiga Lajnaj Siyasiyah, yang tugasnya bertugas membangun opini masyarakat untuk menyerang pemerintah. Keempat Lajnah Khos Ulama, yang menyusup ke pesantren-pesantren dan majlis ta’lim.

Kelima Lajnah Thullab wal Jami’ah, yang merekrut pelajar dan mahasiswa melalui Rohis dan LDK yang berafiliasi ke HTI dan melalui komunitas milineal yang dibuat oleh aktivis HTI. Ini misalnya Komunitas Yuk Ngaji yang diinisiasi oleh Felix Siauw. Keenam Lajnah Dosen, Peneliti, dan Akademisi.

Melalui beragam cara itulah, penggerusan rasa kebangsaan Indonesia terus dilakukan. Dan bukan cuma HTI yang menjadi aktornya.

Daftar yang disebut Felix bisa jadi hanyalah sebagian dari daftar yang lebih panjang. Karena itu menjadi penting bagi umat Islam untuk menyadari bahwa para penceramah, ustaz atau bahkan motivator keperibadian yang ada sebagian punya tujuan yang lain.

Mereka sedang berusaha memobilisasi, kaderisasi atau bahkan mencuci otak umat Islam untuk membangun negara Islam.

Mereka melakukannya dengan agresif, tapi juga melakukannya dengan pendekatan lembut bahkan intelektual. Kita tidak pernah boleh lengah. Kita tidak perlu memusuhi orang-orang HTI dan lembaga-lembaga Islam sejenis.

Tapi upaya mereka mengubah Indonesia menjadi negara Islam harus kita lawan.

Ayo terus gunakan akal sehat. Hanya kalau kita gunakan akal sehat, bangsa Indonesia akan selamat.

Komentar