Oleh: Opini Terkini
Dorce Gamalama, artis multi talenta itu meninggal dunia pada Rabu 16 Februari 2022. Kabar ini membuat orang heboh, sebab sebelumnya Dorce telah memberikan wasiat untuk dikuburkan sebagai seorang perempuan.
Banyak orang merasa kehilangan, karena Dorce dikenal sebagai orang yang baik.
Dorce diketahui memiliki yayasan Dorce Halimatussa’diyah yang menyantuni ribuan anak yatim piatu.
Dia juga mengadopsi tiga orang anak yang dirawatnya seperti anaknya sendiri.
Dorce lahir di Solok, Sumatera Barat 21 Juli 1963, dengan nama Dedi Yuliandri Ashandi.
Sebelum dikenal sebagai presenter, Dorce juga dikenal sebagai aktris.
Namanya tercatat di sejumlah judul film, seperti Dorce Sok Akrab (1989), Dorce Ketemu Jodoh (1990), Hantu Biang Kerok (2009).
Ketika meninggal dunia, muncul pertanyaan soal pemakaman Dorce, ia dimakamkan secara perempuan atau laki-laki?
Pengurus Masjid Al Hayyu, Ustaz Anan Muhajir mengatakan, Dorce Gamalama dimakamkan sebagai laki-laki.
Menurut Anan Muhajir, pemakaman dorce dikembalikan lagi pada kondisi saat dia terlahir, yaitu sebagai laki-laki.
Penilaian seperti ini tidak adil jika mengingat perjuangan panjang Dorce agar bisa menjadi seorang perempuan.
Ini dasarnya sebenarnya hanya praduga. Otak-atik gathuk. Karena dia terlahir sebagai laki-laki, maka dia dikuburkan sebagai laki-laki. Dasar hukumnya tidak ada.
Tapi ada pendapat lain yang berbeda. Seorang manusia memiliki kebebasan untuk menentukan dirinya. Jika ia memiliki dorongan batin sebagai perempuan, meski terlahir sebagai laki-laki, ia berhak memilih menjadi perempuan.
Hal ini dijelaskan oleh seorang intelektual muda NU, Mohamad Guntur Romli.
Menurutnya, Dorce adalah seorang Wanita melalui proses pergantian kelamin yang disebut dengan istilah transeksual.
Guntur Romli menjelaskan, dalam istilah Arabnya Dorce bukan lagi sebagai seorang “mukhannats” (waria) tapi sudah “mutahawwil jinsiyyan” (transeksual).
Apalagi Dorce juga sudah mengubah identitas resminya di administrasi kependudukan, dari laki-laki menjadi perempuan. Hal itu menunjukkan, status perempuan Dorce sangat kuat.
Dorce pernah mengatakan, nama dia di KTP adalah Dorce Ashadi, tertulis di sana ia adalah seorang perempuan. Dorce memilki surat pengakuan dari Pengadilan Negeri Surabaya sebagai seorang perempuan.
Dorce adalah seorang Muslimah yang baik. Oleh orang-orang di sekitarnya dia diberi tambahan sebutan Bunda, sebagai bentuk penghormatan kepadanya.
Setelah naik haji tahun 1990, namanya bertambah menjadi Dorce Gamalama Halimatus Sa’diyyah. Halimatus Sa’diyyah merupakan nama ibu susuan Nabi Muhammad.
Dan nama Halimatussa’diyah itu pula yang kemudian dijadikan nama yayasan yatim piatu oleh Dorce.
Dari sana terlihat keinginan Dorce untuk menjadi “ibu susuan” bagi banyak anak malang itu. Keinginan mulia ini telah dia jalankan semasa hidupnya.
Indonesia telah kehilangan orang baik seperti Dorce. Sayangnya masih banyak orang yang memaksakan tafsir mereka atas orang-orang seperti Dorce. Padahal Dorce telah menjadi perempuan sepenuhnya, baik dilihat dari definisi agama maupun dari ketetapan negara.
Tidak ada alasan lagi untuk menganggap Dorce laki-laki. Dorce adalah seorang Bunda, perempuan Muslimah terhormat, yang dikenang sebagai orang baik oleh orang-orang di sekitarnya.
Orang-orang yang menguburkan Dorce sebagai laki-laki telah mengkhianati wasiat almarhumah. Berhentilah mengatasnamakan Tuhan dan menerapkan tafsir atas ketentuan agama sesuka hati.
Orang-orang itu juga telah melawan keputusan negara melalui ketetapan Pengadilan Negeri Surabaya. Mereka melawan hukum dan melakukan kebohongan publik jika menyebut Dorce laki-laki.
Dorce telah memilih menjadi perempuan secara sadar dan konsekuen. Orang-orang fanatik itu mestinya menggunakan akal sehat mereka. Juga perasaan empati dan saling menghargai sesama manusia.
Dorce telah berpulang dengan tenang. Semoga amal ibadah Dorce diterima Tuhan dan ditempatkan di sorga yang indah sebagai seorang perempuan salihah.