Denny Siregar: NASIB RIZIEQ SHIHAB DI UJUNG TANDUK. ULAMA RADIKAL SAUDI DITANGKAPI

Arab Saudi sekarang berubah secara radikal.

Sesudah Muhammad bin Salman, putra mahkota dari Raja Salman, berkuasa di tahun 2017, ia merombak banyak hal yang selama ini haram di Arab Saudi. Mungkin MBS, panggilan dari Muhammad bin Salman, sudah tidak lagi berharap dari minyak yang biasanya sebagai sumber pendapatan utama negara, tetapi dia sekarang sudah mengandalkan pariwisata. Dan pariwisata berarti keterbukaan.

Maka mulailah perubahan besar-besaran di Arab Saudi. Wanita yang dulu bahkan tidak boleh menyetir mobil, sekarang sudah dipersilakan membawa mobilnya sendiri. Selain itu mengurangi beban negara yang harus menyediakan supir untuk wanita, pemandangan wanita menyetir mobil tentu akan membuat turis menjadi familier sama seperti di negaranya sendiri.

Saudi sendiri, di bawah kepemimpinan Muhammad bin Salman, memang ingin melepaskan ketergantungan mereka terhadap minyak bumi yang harganya anjlok terus, apalagi teknologi pelan-pelan sudah beralih ke listrik. Dan dari sisi pariwisata, mereka berharap angka Produk Domestik Brutonya atau PDB ada di angka 10 persen di tahun 2030. Supaya bisa mencapai itu, mereka membangun resor besar-besaran dan mewah di kawasan laut merah. Saudi Arabia tidak ingin ketinggalan dari negara tetangganya seperti Qatar, yang sudah lebih duluan mencanangkan pariwisata sebagai sumber pendapatan utama.

Tetapi, apa yang dilakukan Muhammad bin Salman ini bukan tanpa tentangan keras. Selama puluhan tahun Arab Saudi menjalankan pemerintahan dengan model agama yang kolot. Dan mereka selama ini juga bergantung pada ulama-ulama mereka yang sangat kaku dan keras, meski kejahatan atas nama ulama juga marak terjadi di sana.

Orang-orang yang selama ini menikmati situasi kakunya Arab Saudi, memprotes apa yang dilakukan Muhammad bin Salman dengan membuka negaranya. Mereka menganggap apa yang dilakukan MBS adalah sebuah kejahatan dan dosa besar karena “melanggar perintah Tuhan”.

Muhammad bin Salman pun bereaksi. Dia menangkapi banyak jurnalis, akademisi, anggota kerajaan, bahkan ulama-ulama yamg dia anggap radikal karena tidak sejalam dengan pemerintahannya. Mereka dipenjarakan sebagai sebuah pesan bahwa Arab Saudi tidak akan lagi menjadi negara agama, tetapi pelan-pelan menjadi negara sekuler dengan memisahkan agama dan pemerintahan dalam ruang yang berbeda.

Baru-baru ini di Saudi heboh tentang berita penangkapan Syekh Abdullah Basfar, seorang profesor di Departemen Sharia and Islamic Studies di King Abdul Aziz University di Jeddah. Penangkapan Syekh Abdullah Basfar ini adalah lanjutan sesudah sebelumnya Muhammad bin Salman menangkap Syekh Saud Al Funaisan, juga seorang profesor dan ulama di sana.

Banyak yang protes atas tindakan Muhammd bin Salman ini, terutama dari kalangan puritan. Tetapi yang memuji juga banyak karena menganggap Muhammad bin Salman sedang bersih-bersih ulama radikal di negaranya.

Apa yang dilakukan Muhammad bin Salman di negaranya ini, jadi mengingatkan saya pada Rizieq Shihab yang kabur dari Indonesia ke Saudi tahun 2017 lalu, karena diduga sebagai pelaku pornografi dengan chat-chat seks yang beredar di dunia maya.

Hey, bagaimana kabar Rizieq Shihab sekarang? Tetap amankah dia atau sudah ada di dalam tahanan?

Rizieq Shihab yang selama ini dikenal juga sebagai salah satu ulama radikal di Indonesia. Dia bukan hanya mengeluarkan pernyataan-pernyataan keras yang kadang cenderung kotor terhadap pemerintah Indonesia, terutama di masa Jokowi berkuasa. Rizieq Shihab juga yang diduga mengorganisir demo besar tahun 2016 dan 2017 yang berpotensi membuat keadaan rusuh.

Situasi Rizieq Shihab di Saudi, tentu terancam dengan perubahan revolusioner di Arab Saudi. Rizieq dikenal sebagai seseorang yang mendukung berdirinya negara agama di Indonesia, dan ini tentu menjadi ancaman tersendiri di Saudi di mana mereka ingin mengubah diri menjadi negara sekuler. Rizieq bisa saja ditangkap dan ditahan, atau dikembalikan ke pemerintah Indonesia untuk diproses sesuai hukum yang berlaku di sini.

Sebenarnya, sejak Muhammad bin Salman berkuasa, masalah Rizieq Shihab sudah pernah menjadi pembicaraan antara pemerintah Indonesia dan Arab Saudi. Bahkan Rizieq tahun 2018 lalu, pernah diperiksa karena di rumah kosnya yang sepetak, ada bendera hitam berlafaz tauhid yang di Arab Saudi sudah dilarang karena itu dianggap simbol dari pemberontak.

Jokowi juga kalau dia mau, bisa saja meminta pemerintah Arab Saudi untuk menangkap Rizieq Shihab. Apa yang susah buat dia? Tinggal angkat telpon atau perintahkan Menteri Luar Negerinya untuk dialog dengan pemerintah Saudi menangkap Rizieq Shihab.

Tapi ternyata tidak. Jokowi tipe orang yang memaafkan, meski orang yang sama pernah ingin melakukan kudeta kepada dia. Sampai sekarang Rizieq aman-aman saja di Saudi, karena perlindungan dari pemerintah Indonesia. Kalau ga ada perlindungan, bisa habis dia di sana, ditangkap sama seperti ulama-ulam radikal lainnya.

Situasi yang genting di arab Saudi ini mungkin yang menjadi motivasi dari banyaknya spanduk-spanduk dengan wajah Rizieq di mana-mana. Bahkan ada juga spanduk yang bergambar wajah Rizieq dengan gaya unyu-unyu mengucapkan “Dirgahayu Republik Indonesia”.

 

Tumben, Bib.. Biasanya dengar kata Indonesia, langsung meradang. Mungkin yang diharapkan dengan banyaknya spanduk berwajah Rizieq di mana-mana ini adalah bagian dari strategi “kibarkan bendera putih” dan meminta pemerintah Indonesia untuk memperhatikan nasib Imam kebesaran di sana. Cuma karena gengsi meminta, akhirnya pasang baliho di mana-mana supaya Jokowi sedikit melirik saja.

Tapi kayaknya Jokowi cuek tralala…

Kasian emang nasib Rizieq Shihab, pelari terlama yang mewakili Indonesia. Pada saat kampanye Pilpres dia pernah mendapat janji dari Prabowo akan dipulangkan dengan pesawat pribadi jika Prabowo menang. Sayangnya, Prabowo kalah dan sekarang sedang menikmati posisi nyaman sebagai Menhan.

Sedangkan Rizieq? Dia adalah singa gurun yang terlupakan.

Mungkin kelak, suatu saat, anak cucu kita akan mengenal nama Rizieq Shihab dalam buku-buku pelajaran sejarah. Dan mereka dipaksa gurunya untuk menghapal dengan pertanyaan, “Kapan tanggal Rizieq Shihab kabur keluar negara?”

Sungguh, gua lupa…

Seruput kopinya.

Markilang, Mari Kita Ajak Rizieq Pulang.

 

Komentar