Surat Untuk Abdul Somad

Malam ini saya belajar dari seorang yang bernama Abdul Somad..

Seseorang yang dari bukan siapa-siapa, mendadak menjadi selebritii di bidang dakwah. Pengikutnya ratusan ribu. Ceramahnya ditonton jutaan views. Itu karena ia pintar memadukan dakwah dengan gaya melucu.

Seharusnya dengan semua kelebihan itu, ia punya tanggung jawab yang sangat besar. Bagaimana supaya umatnya yang awam dengan agama, menjadi lebih pintar dan berahlak bagus. Ia membawa pesan-pesan Rasulullah Saw sebagai pengusung agama Rahmat bagi seluruh semesta alam.

Tetapi sesudah menonton video dimana ia sama sekali tidak merasa bersalah sudah menyinggung agama lain, saya jadi senyum senyum sendiri.

Ternyata memang manusia itu mahluk yang lemah. Dipuja sedikit, kakinya tidak menginjak tanah. Disanjung sedikit, kepalanya terus mendongak keatas. Benar kata orang bijak, ujian penderitaan itu ujian paling ringan. Ujian terberat sesungguhnya adalah ketika manusia merasa ia berkuasa.

Apakah Somad pernah mendengar cerita tentang ahli ibadah yang bangkrut ?

Ceritanya ahli ibadah ini meninggal. Ia sudah berada di depan pintu surga ketika malaikat menyetopnya. “Tunggu dulu, kulihat dibelakangmu banyak orang yang mengejarmu. Tolong sapa mereka dulu..”

Si ahli ibadah itu kemudian menyapa orang-orang yang mengejar dia lalu bertanya, “Ada apa ?”. Di depan malaikat, orang-orang itu bercerita bagaimana si ahli ibadah ini menyakiti hati mereka.

Ahli ibadah lalu meminta maaf satu-satu kepada orang-orang itu. Begitu banyaknya mereka yang disakiti, sehingga amal dan pahala si ahli ibadah habis tak bersisa.

Tinggal satu orang lagi. Si ahli ibadah bertanya, “Maafku sudah habis, apa yang ingin kamu minta dariku ?”. Orang itu berkata, “Kalau begitu tolong ambil semua dosaku sebagai pengganti maafmu..”

Dahsyat memang..

Menjadi seorang ahli ibadah apalagi seorang guru agama itu sesungguhnya mengerikan. Karena tuntutannya jauh lebih besar. Ia harus jadi panutan dari ratusan ribu pengikutnya.

Melihat Somad, saya seperti berada pada cerita ahli ibadah yang bangkrut itu. Padahal apa sulitnya meminta maaf di dunia ini, daripada kelak maafnya ditagih di akhirat nanti ?

Sulit memang. Karena kesombongan sudah menutup mata dan hati seseorang.

Satu pelajaran lagi kita dapat supaya kita semakin bijak. Jika agama itu petunjuk, berarti agama itu bukan hanya ada di kitab, tetapi justru ada perilaku orang sekitar yang mengajari kita tentang ahlak .

Markibong

Komentar